Akibat suntikan Vitamin C

Ditulis oleh: -
Akibat suntikan vitamin C berefek pada pengerasan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan stroke atau jantung. BELUM lama ini Presiden SBY dikabarkan terserang stroke sesaat setelah disuntik vitamin C. Kabar itu memang terbukti salah. Lepas dari berita tersebut, benarkah suntik vitamin C bisa membuat orang terserang stroke?



Sekadar tahu, suntik vitamin C saat ini memang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan. Selain dipandang sebagai solusi untuk tampil sehat juga khusus untuk kaum wanita ini merupakan cara untuk membuat tampilan kulit menjadi lebih cerah dan memutihkan.

Dengan segudang manfaat yang dimilikinya, tak salah jika vitamin C juga sering disebut sebagai rajanya vitamin. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem imun. Beberapa orang kadang lebih memilih menggunakan vitamin C dalam bentuk suntik (injection) dibanding dengan yang oral karena efeknya lebih cepat terasa. Sebenarnya kapan suntik vitamin C boleh digunakan?

"Vitamin C suntik hanya boleh digunakan pada kondisi medis khusus. Kalau masalah efektivitas, vitamin C suntik memang lebih efektif dibandingkan dengan yang oral," ujar Dr Pedro P Perez, PhD, ilmuwan dan peneliti dari AS dalam acara diskusi tentang pengembangan teknologi farmasi di bidang multivitamin di Jakarta, belum lama ini.

Vitamin dalam bentuk suntik lebih efektif karena ia masuk ke pembuluh darah dan langsung ke sel yang dituju, sedangkan untuk vitamin C oral prosesnya lebih panjang dan lebih lama di dalam tubuh.

Untuk vitamin C suntik misalnya digunakan setelah seseorang dioperasi, tapi jika ia sudah bisa menelan maka ia akan diberikan vitamin C bentuk oral kembali. Pedro yang mendapat gelar PhD dari Florida Internasional University 1998 ini menyarankan masyarakat sebaiknya tidak boleh menggunakan vitamin C suntik ini secara sembarangan karena ada efek samping tertentu dan biasanya termasuk ke dalam obat yang diresepkan oleh dokter atau bukan obat yang bisa dibeli bebas.

Dosis sekali suntik

Bila suntik vitamin C ini ingin ditempuh sebagai salah satu solusi untuk mendapatkan tubuh yang sehat, sebaiknya orang memperhatikan dosisnya. Karena bila melebihi dosis akan menimbulkan efek yang fatal bagi kesehatan.

Prof. Dr. Budhi Setianto, Kardiolog RS Harapan Kita, Jakarta menjelaskan pemberian suntik vitamin C tidak boleh melebihi anjuran dokter, apalagi terlalu sering. Seperti suntik vitamin C dengan tujuan kecantikan. Karena lama-lama pembuluh darah akan mengeras dan mengganggu sirkulasi darah. ”Sirkulasi darah yang baik dihasilkan oleh kerja sama antara jantung, darah dan komponen-komponennya, serta pembuluh darah itu sendiri. Apabila terjadi gangguan pada salah satu komponen tersebut, maka sirkulasi darah akan terganggu. Akibatnya, suplai darah tidak mencukupi kebutuhan dan lebih lanjut dapat menyebabkan serangan jantung, stroke ataupun fungsi organ tubuh lainnya. Untuk itu, peredaran darah yang lancar sangat penting bagi kesehatan kita,” jelas Budhi.

Disamping itu, mungkin efek negatif yang ditimbulkan tidak serta merta, tetapi dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal. Sebetulnya yang paling berbahaya adalah apabila ada penolakan dari tubuh sewaktu penyuntikan, maka dapat menyebabkan kematian seketika.

"Suntikan vitamin C dalam dosis tinggi diperlukan bagi orang yang menderita sakit (flu) agar stamina cepat pulih," tambah Budhi.

Lantas, berapa dosis yang ideal untuk sekali suntik vitamin ini? Dosis konsumsi vitamin C yang ideal adalah 50 mg-75 mg per hari. Ini bisa kita peroleh melalui buah yang kita konsumsi. “Dengan satu buah jeruk saja setiap hari, sebenarnya asupan vitamin C untuk kita sudah cukup,” jelasnya.

Sedangkan untuk perempuan hamil dan ibu menyusui sudah tentu harus mengonsumsi vitamin C lebih besar dari jumlah tadi. Ada juga yang berpendapat cukup mengonsumsi 200 miligram sehari. Bagi orang yang hidup dengan stres atau mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi, seperti Jakarta, dosis 500 miligram sudah cukup baik.

Lain halnya dengan suntik vitamin C. Untuk satu kali suntik, 4.000 mg vitamin C akan masuk ke tubuh kita. Ini berarti jauh melebihi dosis normal yang seharusnya kita konsumsi. Lantas apa efeknya? dr. Titi Moertolo, spesialis kulit dan kelamin pun menjelaskan apa saja efek yang bisa ditimbulkan dari suntik Vitamin C ini.

Memang, ada sejumlah manfaat yang bisa didapat dari suntik vitamin ini, di antaranya tampilan kulit akan menjadi lebih cerah, bahkan lebih putih setelah lima kali suntik vitamin C. Hal ini dikarenakan vitamin c menghambat pembentukan pigmen pada kulit. Tubuh tidak mudah sakit, karena vitamin C memang berfungsi sebagai antioksidan.

Namun efek sampingnya bisa jauh lebih berbahaya. Jika sudah terlalu sering endapan vitamin C di dalam tubuh memungkinkan adanya kristalisasi. Perlu diwaspadai juga terbentuknya batu ginjal yang bisa menimbulkan penyakit. dr. Titi menyarankan sebaiknya menggunakan produk kosmetika dengan vitamin C yang diaplikasikan langsung ke wajah, bukan disuntikkan ke dalam tubuh. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih perawatan kecantikan.

Pakar gizi dari Universitas Indonesia, Dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK dalam media workshop di Jakarta, beberapa waktu lalu malah mengatakan risiko nekrosis atau kematian jaringan, bisa terjadi apabila ada kesalahan dalam teknik penyuntikan, sehingga tidak langsung masuk ke pembuluh darah. Vitamin C yang nyasar ke jaringan otot atau lemak di sekitar lokasi penyuntikan. "Suntikan itu sifatnya invasif, risikonya tinggi. Kalau masih bisa diberikan dengan cara lain, sebaiknya jangan pakai suntik vitamin C," ungkap Fiastuti Witjaksono.

Menurut Dr Fiastuti, suntik vitamin C baru dibutuhkan jika seseorang memiliki masalah dengan saluran pencernaan sehingga tidak bisa menoleransi vitamin C yang sifatnya asam. Lewat suntikan, vitamin C langsung masuk pembuluh darah sehingga tidak memicu gangguan pencernaan.

Namun jika tidak memiliki gangguan semacam itu, maka sumber vitamin C lainnya lebih dianjurkan. Bahkan jika memungkinkan, Dr Fiastuti menganjurkan agar vitamin didapatkan langsung dari buah-buahan seperti pepaya, mangga, jeruk, nanas dan kiwi.

Buah yang memiliki kandungan vitamin dalam kadar tinggi adalah buah-buahan yang matangnya alami. Meski demikian, buah yang diperam juga tetap memiliki kandungan vitamin dan yang jelas tetap memiliki kandungan lain yang bermanfaat terutama serat.

Dr Fiastuti tidak menganjurkan buah-buahan yang matang karena ‘dikarbit’ atau menggunakan bahan kimia tertentu. Menurutnya, bahan-bahan kimia itu bisa meresap ke dalam buah, lalu ikut termakan dan menimbulkan keracunan baik dalam jangka pendek maupun akumulatif dalam jangka panjang. dth, kps, ins